Edward kepada Bella
E.Cullen:
I always say too much when I’m talking to you – that’s one of the problems.
B.Swan:
Don’t worry – I don’t understand any of it.
[Twilight, page 88]
Haa haa
Saya sudah nonton Twilight. Tentu saja rencana menonton dengan seseorang yang tampan itu hanya sekedar wacana. Saya menonton dengan Epen teman saya, yang tentu saja sama sekali tidak terlihat tampan.
Saya menonton beberapa minggu yang lalu, setelah pagi harinya menonton acara di TV One di Minggu pagi (apa judulnya itu?) yang temanya juga tentang Twilight, buku dan filmnya. Ada dua orang Twilighters disana. Perempuan dan laki-laki.
Si mbak bilang (kurang lebih) bahwa para wanita suka Twilight diantaranya juga karena betapa manisnya Edward memperlakukan Bella, selayaknya wanita ingin dibegitukan oleh laki-laki.
Tentu saja si mas bilang ‘that was just too good to be true!’
Si mas juga berpendapat kalau film Twilight adalah drama romance untuk para cewek-cewek ABG (did I mention that he is also a twilighter?)
Oke. Sampai disitu saya jadi berpendapat bahwa Twilight adalah film romance ABG saja.
Jadi siangnya saya datang ke 21 untuk menonton Twilight dengan ekspektasi yang tidak terlalu tinggi (pokoknya lampu-lampu! –baca beberapa postingan sebelumnya [saya males nge-link]- ).
Tapi ternyata filmnya oke. Walaupun terpotong-potong seperti Harry Potter (kelihatan tuh. Bahkan untuk saya yang belum baca bukunya). Dan walaupun disitu kadang-kadang Edward terlihat seperti bedakan dan pakai lipstik (atau memang dia bedakan dan pakai lipstik?)
Justru ekspektasi saya dengan lampu-lampu itu yang terlalu tinggi. Bagus memang. Tentu saja. Tapi dalam bayangan saya (setelah melihat back cover movie companion-nya) jauuuh lebih keren lagi. Lagipula yang ini muncul hanya di 10 menit terakhir saja. Healah…
Sekarang saya baru mulai membaca Twilight Saga yang dipinjam dari Epen, si juragan Reading Lights.
Lalu saya baru mengerti apa yang dibilang si mbak twilighter tentang ‘yang manis-manis itu’ dan si mas twilighter tentang ‘yang too good to be true itu’ itu tadi. Oke, mungkin juga saya salah karena saya berhenti di chapter 13 (dari 24 chapter) lalu belum berniat untuk melanjutkan lagi.
Mungkin kalau dilanjutkan ceritanya jadi lebih seru. Tapi untuk sekarang saya jadi lebih pingin nonton filmnya lagi saja.
Yuukk…
Leave a Reply